Teori Perilaku Konsumen dengan Pendekatan Kardinal
Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna yang dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya kepada subyek yang menilai. Pendekatan ini juga bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati. Pendekatan kardinal memberikan penilaian bersifat subyektif akan pemuasan kebutuhan dari suatu barang, artinya tinggi rendahnya suatu barangtergantung sudut pandang subyek yang memberikan penilaian tersebut, yang biasanya penis berbeda dengan orang lain. Menurut pendekatan ini daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau util, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna bergantung kepada subjek yang menilai.
Teori perilaku konsumen pendekatan kardinal dikembangkan oleh beberapa ahli ekonomi seperti Hermann Heinrich Gossen, William Stanley Jevons, dan Leon Walras. Aliran ini beranggapan bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang atau jasa bergantung dari subjek yang memberikan penilaian. Artinya bahwa suatu barang atau jasa akan dianggap bernilai apabila barang atau jasa tersebut mempunyai nilai guna bagi penggunanya.
Menurut pendekatan kardinal, nilai guna atau kepuasan atas suatu barang itu bisa diukur dengan angka. Satuan ukurannya adalah “util” (diambil dari kata “utility“). Misal saat kita mengonsumi semangkuk mie menghasilkan 8 util kepuasan, atau makan sebatang cokelat yang menghasilkan 4 util. Nah, karena bisa diukur inilah pendekatan ini kemudian disebut juga dengan pendekatan kardinal (cardinal approach).
Dalam pendekatan kardinal, berlaku hukum “tambahan kepuasan yang semakin menurun” (the law of diminishing marginal utility). Maksudnya ialah bahwa tambahan kepuasan awalnya akan meningkat, namun kemudian setelah mencapai level tertentu, tambahan kepuasan tersebut akan terus menurun jika seseorang mengonsumsi barang yang sama terus-menerus. (Penjelasan mengenai hukum tersebut akan disajikan pada bagian akhir tulisan ini). Dalam pendekatan ini, konsumen mempertimbangkan untuk mengambil kombinasi barang untuk mendapatkan kepuasan yang maksimal dan diperoleh dari tambahan konsumsi suatu barang secara terus menerusakan semakin berkurang.
Ciri-Ciri Pendekatan Kardinal :
Ciri-ciri pendekatan kardinal dalam analisis perilaku konsumen dibuat berdasarkan asumsi-asumsi berikut ini:
1.Kepuasan diukur dalam satuan unit (util), sehingga dapat dikuantifikasi.
2.Konsumen bersifat rasional, artinya: konsumen selalu ingin memaksimalkan kepuasan dengan batasan anggarannya; konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan; barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen; dan konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen.
3.Konsumen memiliki kekonsistenan dalam preferensi. Setiap konsumen tidak akan berubah preferensinya terhadap suatu barang.
4.More is better, lebih banyak lebih baik. Konsumen akan menginginkan jumlah yang lebih banyak untuk suatu barang.
5.Walau more is better merupakan asumsi pendekatan ini, namun Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility), berlaku, yaitu bahwa semakin banyak sesuatu barang dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun.
6.Konsumen selalu mengusahakan banyak hal untuk mencapai kepuasan total yang maksimum.
7.Pendapatan konsumen tidak berubah atau tetap tetap.
8.Marginal utility dari uang adalah tetap.
9.Total utility bersifat melengkapi dan independent.
10.Barang yang dikonsumsi adalah barang normal dan periode konsumsi berdekatan.
Dua Jenis Kepuasan dalam Pendekatan Kardinal
1. Total utility. Ini adalah ukuran dari jumlah kepuasan total yang dirasakan dan diperoleh konsumen saat menggunakan produk dan jasa. Contoh total utility misalnya pembelian mangga arumanis oleh konsumen Superindo yang meningkat. Minggu pertama ludes 60 kuintal dan meningkat menjadi 90 kuintal di minggu kedua.
2. Marginal utility. Ini adalah ukuran nilai kepuasan yang diperoleh konsumen saat memiliki lebih dari satu unit barang atau jasa. Contoh marginal utility misalnya ketika kamu memesan 3 loyang piza. Loyang pertama kamu puas dan merasa kenyang. Loyang kedua kamu sudah tak terlalu antusias dan di loyang ketiga kamu sudah ingin memuntahkannya.
Fungsi Teori Konsumsi Pendekatan Kardinal :
Fungsi pendekatan kardinal dalam penilaian perilaku konsumen ada tiga, yaitu:
1. Menjadi alat ukur mengenai nilai guna dari konsumsi produk yang kamu jual.
2. Memberikan informasi mengenai perilaku konsumen yang menggunakan produkmu.
3. Alat untuk menilai tingkat kepuasan konsumen.
Contoh pendekatan kardinal dari tabel berikut:
Anggaplah harga suatu barang (X) adalah sebesar 25.000. Pada tabel diatas diberikan contoh perilaku konsumen yang mengkonsumsi barang dari barang ke 1 sampai ke 8.
Ada beberapa poin yang patut diperhatikan dari tabel diatas:
Dari kolom utilitas dapat kita lihat bahwa semakin banyak barang yang dikonsumsi maka total utilitasnya akan semakin besar (saat mengkonsumsi barang ke 1-5) tetapi setelah konsumsi mencapai ke 6, penambahan konsumsi justru tidak menambah total utilitas bahkan menambah konsumsi lagi setelahnya (konsumsi barang ke 7 dan 8) justru semakin memperkecil total utilitasnya. Kondisi memperkecil total utilitas ini sudah menujukkan kondisi menambah konsumsi justru tidak bermanfaat lagi bahkan membawa keburukan. Konsumsi yang membawa manfaat hanya terjadi pada konsumsi ke 1 hingga ke 5
Pada kolom utilitas marginal dapat diperhatikan bahwa pada awal-awal mengkonsumsi barang akan menambahkan utilitas marginal yang besar (Konsumsi barang ke 1 dan 2). Utilitas marginal disini menggambarkan besarnya tambahan manfaat yang diperoleh akibat menambah konsumsi 1 unit barang. Pada marginal utilitas dari mengkonsumsi barang pertama yaitu 50000. Karena pada saat mengkonsumsi barang ke 1 diperoleh total utilitasnya sebesar 50000, dan sebelumnya tidak mengkonsumsi barang sehingga dianggap utilitas sebelumnya nol sehingga 50000-0 = 50000. Bila di tambahkan konsumsi 1 unit barang lagi sehingga menjadi 2 barang, maka diperoleh total utilitas dari mengkonsumsi 2 barang yaitu sebesar 125000, sedangkan utilitas marginal akibat menambah konsumsi 1 unit barang terakhir yaitu sebesar 75000 (diperoleh dari 125000-50000. Yang perlu diperhatikan yaitu adanya hukum gossen yang terjadi, yaitu setelah konsumsi barang ke 3 dan seterusnya, terlihat adanya nilai utilitas marginal yang semakin mengecil bahkan hingga bernilai negatif. Artinya menambahkan konsumsi barang 1 unit akan menambah manfaat yang semakin mengecil bahkan bisa hingga negatif bila terus dikonsumsi.
Dari tabel diatas apabila dibuat dalam bentuk kurva akan terlihat seperti dibawah ini:
Dari tabel dan kurva diatas terlihat bahwa konsumsi yang memberikan kepuasan maksimal yaitu pada saat mengkonsumsi barang ke 5 karena pada saat tersebut mengkomsumsi barang masih memberikan manfaat tambahan, sedangkan mengkonsumsi barang ke 6 tidak memberikan manfaat tambahan, dan mengonsumsi barang ke 7 dan 8 justru mengurangi manfaat.
Komentar
Posting Komentar